Nama : Riftha Arnis Pradita
NPM : 17213688
Kelas : 4EA17
ANALISIS CSR PADA PT JASA MARGA
A.
PENDAHULUAN
Tanggung
jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (selanjutnya dalam
artikel akan disingkat CSR) adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya
(namun bukan hanya) perusahaan adalah memiliki suatu tanggung jawab terhadap
konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek
operasional perusahaan.
CSR
berhubungan erat dengan "pembangunan berkelanjutan", di mana ada
argumentasi bahwa suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya harus
mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan faktor keuangan, misalnya
keuntungan atau deviden melainkan juga harus berdasarkan konsekuensi sosial dan
lingkungan untuk saat ini maupun untuk jangka panjang.
Salah satu
contoh perusahaan yang melakukan program CSR adalah perseroan Jasamarga.
Secara
literal Tanggung Jawab Sosial atau yang lebih dikenal dengan istilah Corporate
Social Responsibility (CSR) adalah usaha-usaha Perseroan untuk memastikan bahwa
operasional perusahaan tidak membahayakan lingkungan, bersikap adil terhadap
karyawan dan secara aktif mengakomodasi kepentingan masyarakat sekitar tempat
usaha Perseroan tersebut berada.
Perseroan
percaya bahwa tanggung jawab sosial dan tanggung jawab terhadap pertumbuhan
perusahaan tumbuh dan berkembang dari akar yang sama atau dengan kata lain
bahwa kepentingan akan keberlanjutan terhadap pertumbuhan perusahaan dan
tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan merupakan dua usaha yang
dilakukan oleh Perseroan yang datang dari visi yang sama dan saling melengkapi.
Berangkat
dari hal tersebut diatas Program CSR merupakan bagian yang penting dan menyatu
dari strategi korporasi jangka panjang yang dijalankan oleh Perseroan.
Perseroan tidak melihat program-program CSR sebagai biaya, tetapi merupakan
investasi yang hasilnya tidak hanya diukur secara kuantitatif. Banyak hal yang
secara intangible dapat diperoleh oleh Perseroan dari pelaksanaan
program-program CSR, antara lain adanya hubungan yang baik antara Perseroan
dengan masyarakat sekitar koridor jalan tol sehingga Perseroan dan masyarakat
secara bersama-sama dapat menjaga dan memelihara aset jalan tol serta manfaat
lain berupa naiknya citra Perusahaan di mata masyarakat. Manfaat-manfaat
tersebut merupakan salah satu unsur penting dalam menopang pertumbuhan
Perseroan.
B.
Teori CSR
Untuk menjelaskan kecenderungan
pengungkapan CSR dapat menggunakan pendekatan berlandaskan beberapa teori,
yakni Teori Stakeholder, teori Legitimasi, Teori Kontrak Sosial, dan Teori
Ekonomi Politik. PERTAMA,Teori Stakeholder ( Stakeholder Theory).
1. Teori Stakeholder ( Stakeholder
Theory). Stakeholder adalah semua pihak, internal maupun eksternal, dapat
mempengaruhi atau dipengaruhi oleh perusahaan baik secara langsung maupun tidak
langsung. Stakeholder merupakan pihak internal maupun eksternal, seperti :
Pemerintah, perusahaan pesaing, masyarakat sekitar, lingkungan internasional,
lembaga di luar perusahaan (LSM dan sejenisnya), lembaga pemerhati lingkungan,
para pekerja perusahaan, kaum minoritas dan lain sebagainya keberadaannya
sangat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh perusahaan. Teori stakeholder mungkin
digunakan dengan ketat dalam suatu organisasi arah terpusat (centered-way
organization). Diungkapkan bahwa lingkungan sosial perusahaan merupakan sarana
sukses bagi perusahaan untuk menegosiasikan hubungan dengan stakeholdernya.
Berdasarkan asumsi stakeholder theory, maka perusahaan tidak dapat melepaskan
diri dari lingkungan sosial.
2. Teori Legimitasi (Legitimacy Theory).
Legitimasi masyarakat merupakan faktor strategis bagi perusahaan dalam rangka
mengembangkan perusahaan ke depan. Hal itu dapat dijadikan sebagai wahana untuk
mengonstruksi strategi perusahaan, terutama terkait dengan upaya memposisikan
diri di tengah lingkungan masyarakat semakin maju. Legitimasi organisasi dapat
dilihat sebagai sesuatu diinginkan atau dicari perusahaan dari masyarakat.
Dengan demikian, legitimasi merupakan manfaat atau sumber daya potensial bagi
perusahaan untuk bertahan hidup (going concern). Definisi tersebut
mengisyaratkan, bahwa legitimasi merupakan sistem pengelolaan perusahaan
berorientasi pada keberpihakan terhadap masyarakat (society), Pemerintah,
individu, dan kelompok masyarakat. Suatu organisasi mungkin menerapkan empat
strategi legitimasi ketika menghadapi berbagai ancaman legitimasi. Oleh karena
itu, untuk menghadapi kegagalan kinerja perusahaan seperti kecelakaan serius
atau skandal keuangan organisasi mungkin:
·
Mencoba
untuk mendidik stakeholder tentang tujuan organisasi untuk meningkatkan kinerja.
·
Mencoba
untuk merubah persepsi stakeholder terhadap suatu kejadian (tetapi tidak merubah
kinerja aktual organisasi).
·
Mengalihkan
(memanipulasi) perhatian dari masalah menjadi perhatian (mengkonsentrasikan
terhadap beberapa aktivitas positif tidak berhubungan dengan kegagalan).
·
Mencoba
untuk merubah ekspektasi eksternal tentang kinerja.
·
Teori
legitimasi dalam bentuk umum memberikan pandangan penting terhadap praktek
pengungkapan sosial perusahaan.
3. Teori Kontrak Sosial (Social Contract
Theory). Teori ini muncul karena adanya interelasi dalam kehidupan sosial
masyarakat, agar terjadi keselarasan, keserasian, dan keseimbangan, termasuk
dalam lingkungan. Perusahaan merupakan kelompok orang memiliki kesamaan tujuan
dan berusaha mencapai tujuan secara bersama adalah bagian dari masyarakat dalam
lingkungan lebih besar. Keberadaannya sangat ditentukan oleh masyarakat, di
mana antara kedua saling pengaruh-mempengaruhi. Untuk itu, agar terjadi
keseimbangan (equality), maka perlu kontrak sosial baik secara tersusun baik
secara tersurat maupun tersirat, sehingga terjadi kesepakatan saling melindungi
kepentingan masing-masing. Social Contract dibangun dan dikembangkan, salah
satunya untuk menjelaskan hubungan antara perusahaan terhadap masyarakat
(society). Konsep kontrak sosial (social contract) bahwa untuk menjamin
kelangsungan hidup dan kebutuhan masyarakat, kontrak sosial didasarkan pada :
·
Hasil
akhir (output) secara sosial dapat diberikan kepada msayarakat luas.
·
Distribusi
manfaat ekonomis, sosial, atau pada politik kepada kelompok sesuai dengan
kekuatan dimiliki. Mengingat output perusahaan bermuara pada masyarakat, serta
tidak adanya power institusi bersifat permanen, maka perusahaan membutuhkan
legitimasi.
4. Teori Ekonomi Politik. Dua varian
teori ekonomi politik: klasik (biasanya sebagian besar berhubungan dengan Marx)
dan Bourgeois (biasanya sebagian besar berhubungan dengan John Stuart Mill dan
ahli ekonomi berikutnya). Perbedaan penting antara keduanya terletak pada
tingkat analisis pemecahan, yakni konflik struktural dalam masyarakat. Ekonomi
politik klasik meletakkan konflik struktural, ketidakadilan dan peran negara
pada analisis pokok. Sedangkan Ekonomi politik Bourgeois cenderung menganggap
hal-hal tersebut merupakan suatu given. Karena itu, hal-hal tersebut tidak
dimasukkan dalam analisis. Hasilnya, ekonomi politik Bourgeois cenderung
memperhatikan interaksi antar kelompok dalam suatu dunia pluralistic (sebagai
misal, negosiasi antara perusahaan dan kelompok penekan masalah lingkungan,
atau dengan pihak berwenang). Ekonomi politik Bourgeois bisa digunakan dengan
baik untuk menjelaskan tentang praktek pengungkapan sosial. Sedangkan Ekonomi politik
klasik hanya sedikit menjelaskan praktek pengungkapan sosial perusahaan,
mempertahankan bahwa pengungkapan sosial perusahaan dihasilkan secara sukarela.
C.
Analisis
Sebagai Perusahaan
milik Negara (BUMN), Jasa Marga turut mendukung berbagai program sosial BUMN
Peduli bersama dengan BUMN lainnya. Dengan dilakukan berbagai program CSR,
Perseroan menunjukkan tekadnya untuk terus tumbuh, berubah, dan berkembang
secara berkelanjutan, tidak hanya sekadar mengejar profitabilitas tetapi juga
memperhatikan aspek sosial dan lingkungan.
Menurut
saya, program CSR yang dilakukan oleh perseroan Jasamarga sudah cukup baik
karena kegiatan perusahaan tidak hanya mencari keuntungan yang bermanfaat bagi
pemilik perseroan Jasamarga saja namun juga bermanfaat bagi karyawan,
masyarakat, dan lingkungan sekitar.
Dengan
adanya program CSR ini, karyawan merasa aman dalam bekerja karena perusahaan
telah melakukan langkah-langkah untuk mengurangi resiko kecelakaan.
Bagi
masyarakat sekitar, program CSR ini bermanfaat dalam membantu meringankan beban
hidup masyarakat, khususnya masyarakat kurang mampu.
Jasamarga juga
tidak lupa dalam turut menjaga kelestarian alam dengan menanam pohon di
sepanjang jalan tol yang yang dioperasikan jasamarga.
D.
Referensi
0 komentar:
Posting Komentar